Fanfiction part 1

Sore hari yang cerah dengan langit berwarna oranye mengiasi langit. Jalan raya yang awalnya sepi kini menjadi padat dan ramai. Suara klakson mobil dan motor saling bersautan. Ditambah lampu lalu lintas yang sering berubah-ubah menjadi jalanan ini tak karuan dan akhirnya mengakibatkan kemacetan.

Seorang wanita, baru saja keluar dari kantor tempat kerjanya untuk pulang ke rumahnya. Dia bekerja di salah satu bank di kota Daegu. Pakaian kantor yang ia pakaipun sudah kusut karena begitu banyaknya pekerjaan hari ini. Ditengah perjalanan, ia melihat pedangan buah di pinggir jalan. Kemudian ia menghampiri pedangan buah itu dan membeli salah satu buah tersebut. Setelah selesai, ia kembali melanjutkan perjalanannya menuju halte bus.

Kini ditangan kirinya terdapat tas kantor miliknya dan di tangan kanannya terdapat sekantong plastik berisi buah-buahan yang tadi ia beli. Membutuhkan waktu sekitar 3 menit untuk sampai di halte bus. Siapa yang tidak menyangka jika wanita berusia 22 tahun ini sudah menikah. Ia menikah diusia yang masih terbilang sangat muda yaitu 20 tahun. Padahal keinginan untuk menikah adalah 27 tahun. Tapi karena tuhan sudah mengatur segalanya maka ia harus menjalaninya. Ia menikah dengan seorang pria yang bekerja sebagai seorang dancer. Sifat yang penyabar, baik dan pekerja keras adalah sifat suaminya. Dan selisih usia merekapun tidaklah berbeda jauh, hanya selisih 2 tahun lebih tua dari suaminya.

Tanpa disangka wanita itu sudah sampai di halte bus dan tak lama buspun datang. Ia segera naik dan duduk di salah satu bangku paling akhir. Sekitar 15 menit, sampai di halte bus dekat rumahnya. Selepas turun dari bus ia kembali melanjutkan perjalanannya menuju rumah. Saat sampai dihalaman rumahnya, wanita itu melepaskan sepatu kantornya dan meletakkan di rak khusus sepatu, lalu ia masuk ke dalam rumah.


🏩🏩🏩🏩🏩🏩🏩🏩🏩🏩🏩🏩🏩🏩🏩🏩🏩🏩🏩🏩🏩🏩🏩🏩🏩🏩🏩🏩🏩🏩🏩🏩🏩🏩


"Aku pulang!" seru wanita yang bernama YN (Your Name)

Setelah membuka pintu dan berjalan masuk, kemudian YN duduk di sofa sembari menunggu suaminya menjawab seruannya tadi. Tak lama,  suaminya menjawab dan terdengar suara langkah kaki dari arah tangga. Pria berambut abu-abu menghampiri YN dengan senyuman hangatnya. Lalu ikut duduk di samping istrinya.

"Bagaimana pekerjaanmu? Apakah kau lelah?" katanya sembari memijit pundak sang istri.

"Oh.. Apa itu?" sambungnya sambil menunjuk kearah plastik di atas meja

"Oh itu, buah untukmu. Katanya kau ingin diet" jawab YN dengan santai

"Kenapa kau tidak memberitahuku? Apa uang yang kau pakai ini uang hasil kerjamu?" ucap suaminya yang tidak lagi memijatkan pundak istrinya

"Apakah salah jika seorang istri ingin membahagiakan suaminya sendiri?" dengan nada sedikit tidak terima YN menjawab.

"Tapi jika kau tidak mau buah yang aku belikanpun tidak apa, biar aku saja yang memakannya" lalu YN berjalan kearah dapur sembari membawa sekantong buah untuk diletakkan di dalam kulkas. Dan meninggalkan suaminya yang masih duduk di sofa sambil mengacak-acak rambutnya sendiri.


😾😾😾😾😾😾😾😾😾😾😾😾😾😾😾😾😾😾😾😾😾😾😾😾😾😾😾😾😾😾😾😾😾😾


Di dapur,  suasananya begitu sunyi. YN yang tengah mengupas buahpun sedikit bersenandung karena lagu yang dia dengarkan lewat earphone. Hingga terkejut dengan kedatangan suaminya yang databg begitu saja, membuat dirinya berhenti bersenandung. Setelah selesai mengupas buah, selanjutnya ia meletakkan di atas piring dan tak lupa membawa garpu sebagai alat makan. Lalu meninggalkan suaminya yang masih di dapur dengan tatapan belas kasihan karena ingin memakan buah tersebut.

"YN -" panggil lembut sang suami

"Hm" jawab YN dengan malas

"Maafkan aku. Ucapanku tadi bukan bermaksud seperti itu. Aku tau, kau bekerja untuk dirimu sendiri dan aku bekerja untuk diriku sendiri dan kau. Tapi sekiranya gaji hasil kerjamu, kau simpan untuk kepentingan lain. Aku tau maksudmu membelikan buah itu, tapi aku ingin kau menyimpan uang hasil kerja kerasmu" ucap sang suami dengan menggenggam tangan YN.

Wanita itu tersenyum pada sang suami

"Iya aku maafkan. Lagi pula aku tau maksud perkatamu, hanya saja tadi itu aku baru pulang karena lelah. Dan maafkan aku juga sudah mendiamkanmu" kata YN

Sang suami mengangguk dan mereka berdua akhirnya berdamai. Mereka memakan buah-buahan yang YN sudah kupas sebelumnya  sembari menonton film yang ada di tv mereka. Tapi di tengah-tengah sedang asiknya menonton, terlintas ide jahil sang suami terlintas. Dan akhirnya mereka saling berbalas tanpa ada yang mengalah dari salah satunya.

Komentar

Posting Komentar